Rabu, 03 Agustus 2011

EKSES KLEM

“EKSES KLEM”….. (berharap tidak ada lagi).

Oleh: Jajat Sudrajat

Cerita 1

+ Ada apa, Pak?

- Ini, saya dapat surat dari Ha eR, kalau saya bersedia dipotong gaji selama sekian kali untuk membayar ekses klem….

+ Tapi mungkin itu kan bekas pemakaian berobat Bapak atau keluarga Bapak yang tidak di kaper asuransi....

- Mungkin iya juga, tapi kenapa mesti sekarang ditagihkannya? Asuransi ”X” ini kan sudah beberapa tahun yang lalu sudah tidak ada lagi di pabrik kita.

+ Bapak sudah tandatangan persetujuannya?

- Belum tuh...

+ Ya sudah, sebaiknya Bapak tandatangan saja karena itu bekas pemakaian berobat keluarga Bapak yang tidak di kaper Askes perusahaan kita, mengenai kenapa baru ditagih sekarang dan kenapa tidak di kaper .....ya sudah.......

Mudah-mudahan tidak terjadi lagi ya..

Cerita 2

+ Ada Apa, Pak?

- Saya diminta membayar ekses klem karena obat yang saya minum adalah ”Vitamin”.

+ O, iya Pak...Kalau Vitamin memang tidak dikaper oleh Askes perusahaan kita...

- Tapi kan, obat yang harus saya minum untuk mengobati penyakit saya itu kan memang harus Vitamin....

+ Ya itu dia....karena obatnya Bapak termasuk kategori Vitamin...terpaksa itu tidak di kaper...

- Lalu kenapa dokter atau apotek tidak ngasih tahu kalau obat saya itu masuk kategori Vitamin? Kalau mereka kasih tahu dulu dan itu tidak di kaper, mungkin tidak akan saya ambil....

+Ya sudah Mudah-mudahan tidak terjadi lagi

Banyak cerita-cerita lain versi ekses klem ini yang terjadi ditengah-tengah kita. Mudah-mudahan dengan dengan sosialisasi yang tengah di lakukan oleh HR dengan Integra mengenai asuransi kesehatan di SPV bisa membuat karyawan bisa lebih bijak lagi dalam berobat sehingga bisa meminimalisir terjadinya ekses klem. Menurut data yang diperoleh pihak serikat, hampir 50% Ekses klem yang terjadi disebabkan oleh karena ketidak tahuan karyawan terhadap manfaat yang seharusnya dia dapatkan.

Misalnya karyawan yang berobat minta dirawat di kelas yang lebih tinggi dari yang seharusnya dia dapatkan, atau karyawan yang istrinya melahirkan anak ke empat yag jelas tidak ditanggung oleh Pihak Asuransi, atau hal lainnya.

50% lagi memang Ekses Klem karena jenis pengobatan dan tindakan yang diberikan oleh penyedia kesehatan memang tidak masuk dalam ruang lingkup pihak asuransi.

Harapan kita sebagai karyawan, mudah-mudahan Manajemen bisa lebih mengoptimalkan fasilitas kesehatan untuk karyawannya secara lebih baik dari sebelumnya sehingga bisa membantu mengatasi terjadinya ekses klem dari

2 jenis tersebut. Mengingat biaya yang dikeluarkan oleh Manajemen untuk mengurusi masalah kesehatan ini bukanlah jumlah yang sedikit, tetapi manfaat yang dirasakan sepertinya belum sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar