Senin, 26 Maret 2012

KONGRES Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia VIII

ANDI GANDI NENA WEA, Presiden KSPSI 2012-2017


Karsono (Humas) bersama Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI dalam Kongres KSPSI ke VIII


Bambang S, Tubagus Indra, Udi Mulyadi dan Karsono diutus untuk menghadiri Kongres KSPSI VIII

Suasana Kongres KSPSI VIII



Pengurus SPSI PT. SPV foto bersama dengan Bapak Darju, Ketua DP SPSI Jawa Barat dan Bapak Iwan Hidayat, Ketua PC SPSI Purwakarta


Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar Kongres-nya yang ke VIII di Twin Plaza Hotel, Jakarta. Kongres yang digelar dari 18 sampai 20 Februari 2012 ini mengusung perubahan untuk meningkatkan taraf hidup sosial dan ekonomi buruh.Panitia Pelaksana Kongres, Subianto mengatakan, bahwa Kongres ini dihadiri oleh sekitar 350 hingga 400 orang dari DPP, DPD, DPC SPSI dan SPA yang mengagendakan Pemilihan Ketua Umum periode 2012-2017.
Dengan hasil kongres ini, KSPSI saat ini memiliki tiga kepengurusan yang berbeda. Karena dalam kongres ke-7, Wakil Ketua Umum 2003-2008 Sjukur Sarto menggelar kongres akhir tahun 2007 disusul kongres kubu Jacob Nuwa Wea dan Mathias Tambing pada Februari 2008, dan terakhir pada tanggal 20 Februari 2012 terpilih seorang Presiden KSPSI periode 2012-2017 yaitu ANDI GANDI NENA WEA.
Dalam sambutannya beliau berkomitmen antara lain, akan mengadakan konsolidasi ke daerah-daerah, melakukan penandatanganan kontrak, kerja bila selama enam bulan tidak ada perubahan seperti yang di kampanyekan beliau siap mengundurkan diri juga para pengurus yang lain, siap menjadi pelayan anggota KSPSI .

Menjawab pertanyaan adanya keinginan untuk membawa KSPSI ke ranah politik atau menjadi salah satu pendukung partai beliau dengan tegas TIDAK AKAN menjual KSPSI pada politik dan akan selalu KSPSI sebagai organisasi pekerja terbesar yang mandiri, kuat, dan bermartabat.
Dalam momen Kongres KSPSI ke VIII ini hadirin juga di ajak untuk mengenang jasa-jasa Pahlawan buruh, yaitu dengan di hadirkannya keluarga dari MARSINAH dan PETRUS W AYAMISEBA yang telah gugur dalam perjuangan menentang ke dholiman dan ketidak adilan dari pengusaha dan yang kita sesalkan justru beliau-beliau ini tewas di tangan aparat yang seharusnya melindungi rakyat bukan membantai rakyat, karena mereka tidak merasa bahwa perjuangan kaum buruh untuk memenuhi kebutuhan hidup layak sangat lah berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar