Minggu, 06 November 2011

BUS EMPLOYEE CHEKING

Foto pemeriksaan kelayakan bus oleh Security dan Manager GA beberapa waktu yang lalu. (Foto : SPSI)

Pada hari Selasa 11 Oktober 2011 pukul 14.30-15.00 wib, diadakan Meeting Prosedure Pemeriksaan Entry Bus di SHE Meeting Room oleh Security dan pihak pihak yang berhubungan dengan hal tersebut antara lain SHE,HRD,ADM Transport, PPMI dan dari SPSI dihadiri oleh Bpk. Joko Sutarno (WK. Bidang Kesra).

Meeting tersebut membahas adanya issue keamanan di PT. SPV yaitu

1. Sabotase,

2. Tindak Pencurian.

Tujuan adalah meningkatkan keamanan dan kenyamanan di area PT. SPV. Hal tersebut perlu ditingkatkan karena pernah terjadi peristiwa ada orang gila yang ikut dalam Bus jemputan masuk ke Plant. Dalam meeting tesebut disepakati akan diadakan meeting untuk membahas draft aturan / kebijakan mengenai pengecekan Bus jemputan dan kendaraan karyawan sebelum masuk Plant agar kejadian yang lalu tidak terulang kembali

.

Pada akhir meeting tersebut, dari SPSI meminta sebelum aturan dilaksanakan terlebih dahulu disosialisakan kepada karyawan demi kelancaran semua pihak sehingga pada waktunya pelaksanaan karyawan sudah mengetahuinya dan tidak menjadi kaget dengan adanya peraturan baru dari Managemen.

(Joko Sutarno, Bidang Kesra)

Kursus Program Komputer


Peningkatan SDM Pengurus SPSI melalui penguatan skill sisi administrasi organisasi terus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. (Foto: SPSI)

Lelang Furniture

Sebagian barang-barang furniture yang dilelang oleh Perusahaan untuk karyawannya



Kegiatan lelang Furniture ini sebenarnya pertama kali di gelar pada masa “pemerintahan HRD” dibawah Mr. Otto. Menurut ketua Penyelenggara kegiatan, Bapak Ifi, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada seluruh karyawan PT SPV untuk mendapatkan barang-barang furniture dengan harga yang “miring” dan dapat dicicil.

Setiap tahunnya kegiatan ini mendapat sambutan yang antuasis karyawan dengan terjualnya hampir seluruh barang yang dilelang. Jenis barang yang dilelang yang beragam membuat lelang ini menjadi menarik minat dari pesertanya karena bisa leluasa memilih barang yang menjadi “incarannya”.

Kunjungan Dinas ke PD KEP SPSI JaBar

Bapak Darju, Ketua PD SPSI Jabar

Bung Darju menyambut baik dengan adanya buletin tersebut sebagai media informasi yang efektif antara Pengurus dengan anggotanya, sehingga semua anggota bisa mengetahui semua jenis kegiatan pengurus dan perkembangan yang terjadi dalam dunia ketenaga kerjaan.

Beliaupun sebagai ketua mengundang PUK SPSI PT SPV untuk mengikuti pelatihan selama 3 hari yang akan dilaksanakan oleh PD dalam membahas masalah PHI yang sangat berguna untuk memperkuat wawasan pengurus. Insya Allah kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 24 s.d. 26 Oktober mendatang. Saat ini PD SPSI Jawa Barat membawahi 9 PC yaitu Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, Kota. Cimahi, Kab. Kota Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Garut dan Kab. Sukabumi**





Kantor PD SPSI Jawa Barat di Jl. Lodaya Bandung


Sekretaris PUK SPSI PT SPV menjelaskan mengenai Buletin yang diterbitkan kepada Ketua PD SPSI Jawa Barat (Foto: SPSI)

Sungguh sangat sederhana melihat meja dan fasilitas kerja pengurus PD SPSI yang terletak di Jalan Lodaya, Bandung. Itu kesan yang pertama terlintas ketika kami memasuki ruang kerja Bung Darju-begitu beliau dipanggil- saat kunjungan kerja 27 September 2011 lalu.

Dengan semangatnya beliau menceritakan bahwa kondisi tersebut tidak akan menghalangi kinerja pengurus untuk terus memperjuangan kesejahteraan buruh dan pekerja yang tergabung dalam organsisasi SPSI yang berada dibawah koordinasinya.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa kondisi sekarang lebih membaik dengan mulai timbulnya kesadaran dari setiap PUK SPSI untuk memberikan langsung dukungan dana operasional melalui COS-nya ke PD melalui rekening PD. Sehingga ini diharapkan bisa mendukung PD dalam melaksanakan semua program kerjanya supaya lebih optimal.

Tujuan kunker PUK SPSI PT SPV ke PD SPSI Jawa Barat ini selain sebagai silaturahim juga untuk melaporkan dana COS yang sudah ditransfer ke rekening PD SPSI dari mulai bulan Januari s.d. Agustus kemarin. Selain itu juga untuk menginformasikan semua kegiatan PUK SPSI PT. SPV saat ini yang dibarengi dengan penyerahan buletin edisi pertama sampai edisi 11 kemarin.


Halal Bihalal SP dengan Managemen

Foto bersama Pengurus SPSI dan PPMI’98. Adanya dua Serikat Pekerja diharapkan bisa saling bahu-membahu untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan karyawan.


Halal Bihalal antara Manajemen – SPSI dan PPMI pada tanggal 20 September 2011 yang lalu (Foto: SPSI)

Koordinasi dan kerjasama antara Serikat Pekerja, SPSI dan PPMI hendaknya terus ditingkatkan dalam upaya bersama-sama mendorong Manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya dalam semua sisi. Hal ini disampaikan ketua SPSI Triswanto dalam sambutannya ketika seluruh Pengurus SPSI dan PPMI diundang Manajemen untuk bersilaturahim. Dalam kesempatan itu juga, Manajemen melalui Senior Managernya, Bpk. Deden Rusfiandi menyampaikan bahwa acara ini merupakan tempat yang tepat untuk menyampaikan permohonan maafnya baik secara pribadi maupun secara organisasi HRD yang sampai saat ini belum bisa mengabulkan semua permohonan karyawan melalui Serikat Pekerja dalam hal kesejahteraan karena berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan baik dari sisi HRD maupun dari kebijakan pemilik Perusahaan.

Dalam kesempatan tersebut juga ketua SPSI, Triswanto mengatakan bahwa keberadaan Serikat Pekerja bisa diibaratkan sebagai BAN SEREP pada suatu kendaraan. Ia akan benar-benar sangat diperlukan oleh karyawan manakala karyawan tersebut mengalami kesulitan atau mendapatkan masalah dalam bekerja. Jika karyawan tersebut tidak mengalami masalah apapun, maka Ban Serep pun tidak akan pernah dipakainya. Tapi siapa yang tahu akan hal itu? Karena itu Triswanto mengajak kepada karyawan yang belum masuk menjadi anggota Serikat Pekerja untuk segera menjadi anggota SPSI ataupun PPMI. Dengan demikian nantinya tidak akan sungkan dan segan lagi untuk mengadukan masalah ke Serikat Pekerja jika ada permasalahan yang sedang dihadapinya. Ataupun bisa meminta bantuan kepada Serikat Pekerja dalam mengatasi masalah yang mungkin menimpanya (Humas).

Donor Darah Sukarela



Sekretariat PPMI 29-30 September 2011

Agenda kegiatan rutin per tiga bulan dilaksanakan oleh PPMI ini merupakan perwujudan sosial dan kepedulian karyawan SPV terhadap sesamanya. Dengan mengambil ”Tema Setetes Darah Anda Betapa Besar Manfaatnya Untuk Sesama” diharapkan dapat membangkitkan motivasi karyawan PT SPV untuk bersama-sama mensukseskan kegiatan ini dengan mendonorkan darahnya untuk kepentingan sesama. Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah kepedulian karyawan yang men-Donor-kan Darahnya cenderung tidak mengalami peningkatan. Kemirisan itu menjadi bertambah karena dari jumlah 85 orang pendonor yang masuk, ada 18 orang yang ditolak untuk menjadi donor, karena tekanan darahnya tidak memenuhi syarat untuk menjadi pendonor. Dari kondisi tersebut maka ada dua PR yang menjadi tanggungjawab kita bersama saat ini, yaitu meningkatkan kepedulian sosial karyawan untuk berdonor darah dan yang lebih penting lagi meningkatkan tingkat kesehatan karyawannya sehingga keinginan mereka untuk menjadi pendonor bisa terpenuhi karena mempunyai tekanan darah layaknya seorang karyawan yang sehat. (Karsono).

Statistik Donor Darah PPMI’98

Jumlah

29 Sept

30 Sept

Pendaftar

51

34

Diterima

39

28

Ditolak

12

6

(sumber: PPMI’98)


Meeting dengan Dana Pensiun

SP dan Manajemen tengah menyimak laporan dari Pengurus Dana Pensiun (Foto: SPSI)




Terkait dengan status dana yang disimpan di Bank IFI yang terkena masalah yaitu sebesar, 3,175 Milyar, sampai saat ini Pengurus Dana Pensiun tengah mengupayakan agar uang tersebut bisa kembali meski kemungkinan ke arah sana sangat kecil mengingat jumlah aset yang dimiliki oleh Bank IFI yang telah dinyatakan Bangkrut tersebut tidak mencukupi untuk membayar kewajiban kepada semua nasabahnya termasuk dana pensiun kita yang berada di urutan ke 7 daftar yang akan dibayar. Diharapkan tahun 2013 kasus Bank IFI harus sudah selesai dan pengurus bisa memberikan kepastian nasib dari uang tersebut.

Dana Pensiun PT SPV dibentuk dengan maksud untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi peserta dan keluarganya.

Untuk Tahun 2011 ini ketua Dana Pensiun dijabat oleh Ibu Agustini (JKO Marketing) menggantikan Bapak Yon Nusdal (Accounting), yang kini menjabat sebagai bendahara dan Bapak Rosa Belawan sebagai Sekretaris. Sedangkan duduk sebagai Dewan Pengawas yaitu : Bapak Wahyudi Agung Wibowo (mewakili Pemberi Kerja) sebagai Ketua dan Bapak Yuventius Suharyadi (Mewakili Peserta).

Dalam paparannya kepada serikat pekerja yang diwakili oleh SPSI dan PPMI di ruang Meeting Safety 30 September 2011 yang lalu, Pengurus Dana Pensiun menjelaskan laporan perkembangannya tahun 2010 dan 2011.

PERTEMUAN ANTARA SPSI DENGAN PPMI’98 TENTANG DANA PENSIUN KARYAWAN PT SPV

Menindak lanjuti hasil pertemuan dengan Dana Pensiun, SPSI dan PPMI mengadakan pertemuan pada tanggal 30 September dan 7 Oktober di ruang SPSI untuk membahas langkah rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pengurus Dana Pensiun yang diantaranya:

1. Menambah jumlah Dewan Pengawas dari wakil pekerja menjadi dua orang dan dari pihak pengusaha 2 orang.

2. Mengajukan nama calon Dewan Pengawas dari Pihak Pekerja yaitu Bapak Irawan dan Bapak Sunarno.

3. Meminta agar Dana Pensiun berusaha untuk mendapatkan kembali dana 3,175 Milyar yang bermasalah Bank IFI.

4. Mengajak agar Dana Pensiun bekerja sama dengan Serikat pekerta untuk mensosialisasikan Program Dana Pensiun bagi karyawan yang belum menjadi anggotanya.

5. Mengusahakan kepada Pengurus Dana Pensiun agar Dana Pensiun karyawan bisa dimanfaatkan juga bagi kemajuan Koperasi. (JS)



Meeting Asuransi dengan Managemen

Meeting SPSI dengan Managemen dan Citra Husada

Menanggapi keluhan yang disampaikan oleh salah seorang peserta Askes mengenai adanya perbedaan dan tidak akuratnya hasil pemeriksaan laboratorium Bora Medika (SPV IV) dan menurut pasien sangat mencurigakan karena terjadi perbedaan dengan hasil pemeriksaan laboratorium Prodia, secara resmi pihak Citra Husada menyampaikan hasil investigasi kasus tersebut kepada Manajemen dan Serikat Pekerja pada hari Kamis 20 Oktober 2011.

Dalam penjelasannya Citra Husada mengatakan bahwa berbedanya kedua hasil lab. tersebut hal sangat dipengaruhi oleh Precondition yang harus dipenuhi oleh pasien saat sebelum melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan langsung oleh dr. Tito yang menjadi pasien langsung, pada kedua laboratorium tersebut, tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Namun demikian, pihak Citra Husada sudah mengambil tindakan dengan menutup sementara keberadaan Laboratorium Bora Medika tersebut karena Citra Husada juga menemukan data yang kurang memuaskan dari kalibrasi alat yang digunakan. Selain itu hasil investigasi juga menunjukan adanya SOP yang tidak dijalankan dalam mengobservasi kondisi pasien (precondition) sebelum dilakukannya tindakan pemeriksaan darah tersebut.

Untuk sementara, peserta askes PT SPV bisa menggunakan Laboratorium KOPINDOSAT sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pihak Citra Husada.

Aksi damai dukung PT. Freeport Indonesia


PUK SPSI PT SPV sebagai bagian dari keluarga besar SPSI berperan serta memberikan dukungan terhadap perjuangan rekan-rekan di PT Freeport Indonesia (Foto: SPSI)





Suasana aksi damai sebagai bentuk belasungkawa, simpati dan dukungan pada kasus PT Freeport Indonesia. (Foto: SPSI)



Ketua PP KEP SPSI memberikan sambutan sekaligus menyerahkan karangan bunga kepada keluarga korban penembakan Petrus W. Ayamiseba (foto:SPSI)
Suasana Unras di PT Freeport Indonesia pada tanggal 10 Oktober 2011 (foto: internet)

Insiden 10 Oktober 2011 antara pekerja dengan aparat kepolisian dalam unjuk rasa antara Serikat Pekerja dengan PT Freeport Indonesia yang menewaskan seorang pekerja keluarga besar SPSI PT Freeport Indonesia, Alm. Petrus W Ayamiseba dan 5 orang terluka menjadi duka yang mendalam bagi kita semua. Tingkat kesejahteraan yang diterima oleh pekerja yang menurut mereka sangat tidak sebanding dengan benefit besar yang diperoleh PT Freeport, membuat pekerja mengajukan tuntutan kepada manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Unjuk rasa pekerja PT Freeport di terminal Gorong-gorong, Timika, berubah menjadi amuk massa. Polisi menghalangi para pekerja yang terus merangsek terminal sehingga terjadi bentrokan. Massa membakar empat buah mobil, tiga di antaranya mobil pengangkut peti kemas di ruas jalan dari Pelabuhan Portsite Amamapare menuju Tembagapura di sekitar Mil 26-27. Insiden ini bermula ketika ribuan karyawan yang sejak 15 September lalu menggelar aksi mogok kerja, hendak naik menuju areal tambang di Tembagapura melalui terminal Gorong-gorong. Namun, pihak manajemen Freeport dibantu aparat kepolisian menghadang.

Sejauh ini, Freeport menolak renegosiasi kontrak dengan pemerintah Indonesia, sementara pemerintah tidak berani mengambil sikap. PT Freeport Indonesia telah membukukan total cadangan bijih terkira sebesar 2,6 Miliar Metrik Ton yang memiliki kandungan tembaga sebesarr 23 juta Metrik Ton pada 6 lokasi penambangan.Dari total US$18,98 miliar pendapatan Freeport McMoran sepanjang 2010, pemasukan tertinggi berasal dari Indonesia sebesar US$6,377 miliar. Angka tersebut membuktikan bahwa emas sebesar 1.471,34 metrik ton dan perak sebesar 5.553,68 metrik ton. PT Freeport Indonesia sangat penting bagi Freeport McMoran. Freeport akan bertahan dan melakukan segala cara agar pemerintah RI menghormati kontrak sampai 2041.

Sebagai bentuk dukungan dan rasa belasungkawa, PP KEP SPSI menggelar acara Aksi Damai Penyampaian Aspirasi Keprihatinan, memprotes dan mengutuk kejadian di Freeport tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2011 ini berbarengan dengan proses pemakaman almarhum di ranah Papua. Dalam kegiatan ini PUK SPSI PT SPV beserta seluruh elemen serikat pekerja mengikuti long march dari Monas menuju Istana Negara diiringi dengan lagu Gugur Bunga. Puncak acara diakhiri dengan doa bersama dan penyerahan karangan bunga untuk Alm. Petrus yang diberikan langsung oleh ketua PP KEP SPSI Bapak Abdulah kepada anggota keluarga almarhum yang bisa hadir dalam acara tersebut.


Meeting Asuransi dengan Managemen

Pertemuan Masalah Asuransi Kesehatan Ruang Meeting B Club House

Integra sebagai Broker resmi asuransi kesehatan karyawan PT SPV mempresentasikan pengelolaaan asuransi kesehatan karyawan kepada Manajemen dan Serikat Pekerja 29 September 2011 yang lalu. Dihadiri langsung oleh Presiden Direktur, Mr. Kalt dan Mr. Ian Colley. Dalam pertemuan tersebut HRD diwakili oleh Bapak Deden (Senior Manager HRD) dan Manager Service, Bapak Agus ZM. Sedangkan dari Serikat Pekerja, diwakili oleh ketua, Sekretaris dan wakil Bidang Kesra.

Tim Integra yang dipimpin oleh Ibu Anggraini mempresentasikan

TREND OF BENEFIT IMPROVEMENT yang diberikan dalam pelayanan kesehatan ini yang semuanya dikatakan mengalami kenaikkan. Menurut paparannya, Pelayanan kesehatan untuk karyawan SPV jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan disekitarnya. Menurutnya lebih lanjut, bahwa peningkatan tersebut ditunjukan dengan diantaranya, karyawan yang bisa bebas dan fleksibel dalam memilih rumah sakit dan untuk RS Bayu Asih karyawan SPV mendapatkan pelayanan di VIP Room. Kemudian obat yang tidak terbatas, pemberian kacamata tidak hanya kepada karyawan tetapi untuk keluarganya, santunan untuk biaya persalinan normal 1 – 1.25 juta dan Cesar 6.12 juta, dan Vitamin yang di cover Rp 100.000/ tahun.

SPSI melalui Triswanto sangat memberikan apresisasi kepada manajemen yang sudah memperhatikan masalah kesehatan karyawan dengan meningkatkan benefit yang didapatkan oleh karyawan dengan mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Dan SPSI akan memberikan konstribusi kepada manajemen dengan membantu mengontrol agar biaya besar yang dikeluarkan tersebut benar-benar dapat dinikmati oleh karyawan. Ditegaskannya bahwa peranan SP yang tidak hanya mengontrol kesehatan, tetapi juga kantin, sepatu dan baju seragam dan transportasi adalah semata-mata untuk membantu manajemen agar pengelolaan dana yang dikeluarkan tersebut bisa mencapai hasil yang optimal dan terasakan oleh seluruh karyawan. Bagi SP, adanya trend Excess Claim di tengah karyawan meski sekarang cenderung turun dari 700 juta menjadi 400 juta tetap menjadi indikator yang signifikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Manajemen belum optimal. Terlepas dari adanya excess claim tersebut Atas Permintaan Sendiri – APS (base own request) ataupun karena terbatasnya limitasi pengobatan (limitation of budget of employer).

SPSI sangat berharap, perusahaan kita bisa belajar dari “Negeri Tetangga” yang bisa memberikan fasilitas Zero Excess Claim bagi karyawannya. Meski kita tidak tahu persis berapa dana yang mereka keluarkan dan sistem yang mereka gunakan, yang jelas Manajemen kita bisa mencontoh agar masalah excess claim ini tidak menjadi momok bagi karyawan yang menghadapi pensiun yang harus bergulat dengan potongan gaji karena adanya excess claim tersebut. Yang menurut Integra turun menjadi Rp. 400 juta pada tahun 2010-2011 ini. SPSI juga mengajak Manegemen untuk mencari solusi penyelesaian excess claim tersebut agar tidak menjadi beban bagi karyawan.

SPSI juga menyampaikan agar medical check up bisa dilaksanakan kembali setelah 2 tahun tidak berjalan. MCU ini sangat penting bagi karyawan untuk mengontrol kesehatannya secara menyeluruh dan rutin selain merupakan implementasi dari PKB BAB X Pasal 35 Ayat 1 bahwa

Dalam kesempatan tersebut juga SPSI menganjurkan untuk diadakan Seminar mengenai kesehatan kepada karyawan supaya mereka bisa mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan melaksanakan polah hidup sehat yang dianjurkan.

Menanggapi hal tersebut Mr. Kalt akan memberikan fokus khusus kepada pemecahan kasus Excess Claim untuk meminimalisasi terjadinya excess claim. Mr. Ian juga mendukung hal tersebut bahwa harus dilakukan suatu analisa yang intensive terhadap excess claim sehingga di masa yang akan datang kita mempunyai suatu sistem pengelolaan kesehatan yang lebih baik dengan tidak adanya Excess Claim lagi. Manajemen berharap kepada karyawan melalui SPSI untuk memberikan kepercayaan penuh kepada Manajemen yang akan selalu peduli untuk memberikan dan meningkatkan fasilitas kesehatan kepada karyawannya secara terus menerus. Hal ini diawali dengan niat manajemen yang akan merekrut satu orang ahli khusus untuk mengurusi masalah kesehatan secara professional. (JS)